Saat ini, kepedulian tentang lupus masih begitu kurang, baik pada masyarakat maupun tenaga medis. Padahal, kondisi ini bisa menyerang siapa saja tanpa ada gejala yang signifikan.
" Memang tak mudah untuk mendeteksi penyakit lupus. Bila gejalanya signifikan seperti kulit kemerahan atau bengkak-bengkak kerena ginjal bocor tetapi akan susah dideteksi apabila gejalanya seperti demam tak sebagian sembuh padahal telah diberi antibiotik, " kata dr Bambang Setyohadi, SpPD-KR saat ditemui dalam seminar pemula dalam rangka memperingati 'World Lupus Day' di RS Dr Cipto Mangunkusumo di Jakarta Pusat, Kamis (19/5/2016)
Selain itu, lupus juga merupakan kondisi yang tidak memiliki gejala yang khas. Misalnya badan terasa lelah, nyeri sendi di pagi hari, rambut rontok, atau sariawan yang tidak sebagian sembuh.
" Oleh sebab itu, dokter mesti menganalisis kondisi pasiennya dan mengevaluasi apa ini termasuk penyakit lupus atau bukan. Selain itu juga, dokter harus juga memperhatikan juga kondisi tersebut diakibatkan penyakit lain atau bukan, " kata dr Sumariyono, SpPD-KR saat ditemui dalam acara yang sama.
Namun, pasien yang mengalami lupus biasanya hanya mengalami satu gejala awal. Oleh karena itu dokter perlu melakukan tindak lanjut jika menemukan kondisi tersebut .
" Jadi bila kondisi tak kunjung sembuh, harus segera ke dokter, lalu dokter akan lakukan analisis serta lakukan kontrol. Selanjutnya dokter dapat melakukan evaluasi, " kata dr Sumariyono.
Lupus Eritematosus Sistemik (SLE) atau dikenal lupus ialah penyakit autoimun yang dapat mengenai banyak organ tubuh. Penyakit ini ditandai adanya produksi antibodi pada tubuh sendiri dengan cara berlebihan, sehingga menyebabkan peradangan serta kerusakan jaringan tubuh.
Pada kondisi normal, seorang akan membentuk zat penangkal yang disebut antibodi pada segala benda asing yang masuk misalnya kuman. Namun, pada orang dengan lupus (odapus) terbentuk kelebihan antibodi yang menyerang tubuh.
No comments:
Post a Comment