Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) bersama dengan sejumlah instansi lain menyita tiga juta lebih produk kosmetik, obat-obatan, dan obat tradisional.
Jenis pelanggaran yang ditemukan umumnya produk tanpa izin edar atau ilegal, produk kedaluwarsa yang dimanipulasi saat berlakunya, produk dengan bahan dilarang, dan tanpa ada kewenangan.
Kepala BPOM DKI Jakarta, Dewi Prawitasari mengaku dari 174 tempat yang ditemukan, 22 % salah satunya berasal dari DKI Jakarta. Contohnya obat-obatan dan kosmetik ilegal yang paling banyak ditemukan.
�Dari 174 tempat, 38 salah satunya berasal dari Jakarta. Tempat paling dominan itu obat dan kosmetik ilegal yang kerap ditemukan di lokasi Jakarta Utara dan Barat, � kata Dewi di Kantor BBPOM, Jakarta Pusat, Senin (25/4).
Dewi mengutarakan lokasi Jakarta Utara dan Jakarta Barat menjadi tempat rawan peredaran kosmetik ilegal dan dengan kandungan bahan beresiko.
Karena, dua titik lokasi itu adalah daerah yang mempunyai posisi strategis sebagai pintu masuk beberapa produk impor, termasuk juga tempat gudang penyimpanan beberapa produk ilegal.
�Beberapa kali yang kami dapatkan itu banyak di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat lantaran tempatnya yang strategis, namun juga tak menutup kemungkinan ada di wilayah Jakarta yang lain, � ungkap dia.
Waktu melakukan penelusuran di beberapa toko atau apotek resmi, pihaknya menemukan obat malaria, hipertensi dan diabetes yang di jual dengan cara ilegal. Bahkan, Obat-obatan itu juga di jual dengan cara on-line.
�Yang kami telusuri cuma beberapa toko atau apotek resmi saja, belum termasuk toko tidak resmi. Obat-obatan yang kami jumpai diantaranya obat untuk hipertensi dan obat untuk diabetes di jual dengan cara ilegal, ada pula yang jual lewat on-line, � ujar Dewi.
Disamping itu, Kepala BPOM Roy Sparringa mengatakan, produk farmasi ilegal yang menyebar di Indonesia merupakan ancaman serius untuk kesehatan orang-orang.
Ekonomi dan sanksi hukum yg tidak menimbulkan dampak jera jadi alasan kembali munculnya masalah kejahatan farmasi.
�Kasus farmasi merupakan permasalahan global serta tidak bisa diakukan dengan cara global, � kata Roy.
Dari operasi Februari-Maret 2016, sudah menyita produk obat ilegal 31 miliar rupiah, kosmetika yang mengandung bahan beresiko 10 miliar rupiah, dan obat tradisional yang mengandung bahan k1m14 obat (BKO) senilai 7 miliar rupiah.
Operasi yang fokus pada sediaan farmasi ilegal adalah tindak lanjut koordinasi yang dilakukan oleh International Criminal Police Organization dalam memerangi kejahatan farmasi di Asia.
No comments:
Post a Comment